Ablasi retina
adalah lepasnya retina dari tempatnya, dimana lapisan sel kerucut dan sel
batang terpisah dari epitel pigmen retina. Lepasnya sel retina atau sel kerucut
dan batang retina dari koroid atau sel pigmen epitel akan mengakibatkan nutrisi
retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan
gangguan fungsi yang menetap.
Ablasi retina
merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada semua usia. Angka kejadian
ablasi retina sebanyak 8.9 per 100.000 penduduk di Amerika Serikat dan berada di
urutan pertama dari sepuluh kelainan dan penyakit vitroetina pada tahun 1988 di
RSCM.
Ablasi retina
dapat terjadi secara spontan atau sekunder setelah trauma. Akibat adanya
robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina atau terjadi
penimbunan eksudat di bawah retina sehingga retina terangkat atau terjadi
tarikan jaringan parut pada badan kaca (traksi).
Penimbunan eksudat
terjadi akibat penyakit koroid misalnya yang terjadi pada skleritis,
koroiditis, tumor retrobulbar, uveitis, dan toksemua gravidarum. Jaringan parut
pada badan kaca dapat disebabkan diabetes mellitus proliverative, trauma,
infeksi, atau pasca bedah.
Pada penderita
ablasi retina gejala pertama menderita melihat kilatan-kilatan bintik hitam
mengapung dan cahaya (fotopsia) beberapa hari sampai beberapa minggu
sebelumnya. Pada beberapa penderita lepasnya retina mungkin terjadi tanpa
didahului oleh terlihatnya bintik-bintik ataupun cahaya yang nyata. Keluhan sperti
ada tirai yang menutupi sebagian lapang mata. Perkembangan lepasnya retina yang
lebih lanjut akan mengaburkan penglihatan sentral dan menimbulkan kemunduran
penglihatan.
Hanya dokter
spesialis mata yabg berwenang mengobati ablasi retina. Pasien dengan
keluhan-keluhan seperti diatas dan mereka yang menderita mipoi (rabun jauh)
dengan kaca mata minus tinggi serta mereka yang anggota keluarganya pernah
mengalami ablasi retina sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan mata secara
berkala.
Bila retina
robek tetapi belum lepas, maka lepasnya retina itu dapat dicegah dengan
tindakan segera yaitu dengan tindakan sinar laser, hal ini dapat mencegah
cairan (vitreus humor) masuk melalui robekan dan tidak terjadi ablasi retina.
Pada kasus yang
jarang, laser tidak dapat digunakan maka kriopeksi dapat digunakan untuk
mengatasi robekan retina. Kriopeksi yaitu tindakan pemberian suhu dingin dengan
jarum es. Melalui pemeriksaan opthalmoskopi dapat ditemukan robekan retina dan
resiko lain untuk terjadinya ablasi retina. Apabila robeka tidak ditemukan,
dilakukan pemeriksan dalam waktu 1-2 minggu atau sesegera mungkin jika adanya
gejala ablasi.
Jika retina
telah lepas maka diperlukan tindakan bedah untk menempelkan kembali retina
tersebut. lebih dari 90% kasus ablasi retina dapat ditempelkan kembali dengan
tekhnik-tekhnik bedah modern dan kadang-kadang diperlukan lebih dari satu kali
tindakan operasi.
Retina yang epas
tidak dapat dilihat dari luar mata, karena itu bila ada keluhan seperti diatas
harus segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata. Dokter akan memeriksa
bagian dalam mata dengan alat opthalmoskop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar