Rabu, 10 Agustus 2016

ABLASI RETINA

Ablasi retina adalah lepasnya retina dari tempatnya, dimana lapisan sel kerucut dan sel batang terpisah dari epitel pigmen retina. Lepasnya sel retina atau sel kerucut dan batang retina dari koroid atau sel pigmen epitel akan mengakibatkan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap.




Ablasi retina merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada semua usia. Angka kejadian ablasi retina sebanyak 8.9 per 100.000 penduduk di Amerika Serikat dan berada di urutan pertama dari sepuluh kelainan dan penyakit vitroetina pada tahun 1988 di RSCM.
Ablasi retina dapat terjadi secara spontan atau sekunder setelah trauma. Akibat adanya robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina atau terjadi penimbunan eksudat di bawah retina sehingga retina terangkat atau terjadi tarikan jaringan parut pada badan kaca (traksi).
Penimbunan eksudat terjadi akibat penyakit koroid misalnya yang terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, uveitis, dan toksemua gravidarum. Jaringan parut pada badan kaca dapat disebabkan diabetes mellitus proliverative, trauma, infeksi, atau pasca bedah.
Pada penderita ablasi retina gejala pertama menderita melihat kilatan-kilatan bintik hitam mengapung dan cahaya (fotopsia) beberapa hari sampai beberapa minggu sebelumnya. Pada beberapa penderita lepasnya retina mungkin terjadi tanpa didahului oleh terlihatnya bintik-bintik ataupun cahaya yang nyata. Keluhan sperti ada tirai yang menutupi sebagian lapang mata. Perkembangan lepasnya retina yang lebih lanjut akan mengaburkan penglihatan sentral dan menimbulkan kemunduran penglihatan.
Hanya dokter spesialis mata yabg berwenang mengobati ablasi retina. Pasien dengan keluhan-keluhan seperti diatas dan mereka yang menderita mipoi (rabun jauh) dengan kaca mata minus tinggi serta mereka yang anggota keluarganya pernah mengalami ablasi retina sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan mata secara berkala.
Bila retina robek tetapi belum lepas, maka lepasnya retina itu dapat dicegah dengan tindakan segera yaitu dengan tindakan sinar laser, hal ini dapat mencegah cairan (vitreus humor) masuk melalui robekan dan tidak terjadi ablasi retina.
Pada kasus yang jarang, laser tidak dapat digunakan maka kriopeksi dapat digunakan untuk mengatasi robekan retina. Kriopeksi yaitu tindakan pemberian suhu dingin dengan jarum es. Melalui pemeriksaan opthalmoskopi dapat ditemukan robekan retina dan resiko lain untuk terjadinya ablasi retina. Apabila robeka tidak ditemukan, dilakukan pemeriksan dalam waktu 1-2 minggu atau sesegera mungkin jika adanya gejala ablasi.
Jika retina telah lepas maka diperlukan tindakan bedah untk menempelkan kembali retina tersebut. lebih dari 90% kasus ablasi retina dapat ditempelkan kembali dengan tekhnik-tekhnik bedah modern dan kadang-kadang diperlukan lebih dari satu kali tindakan operasi.

Retina yang epas tidak dapat dilihat dari luar mata, karena itu bila ada keluhan seperti diatas harus segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata. Dokter akan memeriksa bagian dalam mata dengan alat opthalmoskop.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar