Epidemiologi
Rabies adalah
suatu penyakit yang menyerang susunan saraf pusat. Karena gejalanya yang khas,
yaitu penderita menjadi takut air, rabies jadi sering disebut hidrofobia. Penyakit
rabies tersebar di seluruh dunia dengan frekuensi kasus dan spesifikasi vector penular
yang berbeda-beda. Rabies ditemukan di Indonesia pada tahun 1889 pada seekor
kerbau di Bekasi, sementara rabies pada manusia pertama kali dilaporkan pada
tahun 1894 oleh E.V. de Haan. Di daerah tropis, vector utama rabies adalah
karnivora.
Etiologi
Penyebab rabies
adalah virus rabies yang termasuk family Rhabdovirus.
Bentuknya menyerupai peluru,
berukuran 180 nm dan diameter 75 nm. Pada permukaannya terlihat struktur
seperti paku dengan panjang 9 nm. Virus ini tersusun dari lemak, RNA, dan
karbohidrat. Virus rbies tidak dapat bertahan lama di luar jaringan hidup. Virus
mudah mati oleh sinar matahari dan sinar UV. Virus rabies akan mati dengan pemanasan
60◦C
selama 5 menit. Virus ini tahan pada suhu dingin.
Penularan
Penularan terbesar
90% dari anjing, 6% dari kucing, dan 4% dari monyet dan hewan lain. Setelah menyerang
dan mengakibatkan radang otak, virus akan menyebar ke air liur penderita
rabies. Pada anjing, virus ditemukan kurang dari 5 hari sebelum tibulnya
gejala. Gigitan hewan terinfeksi bisa langsung menularkan penyakit. Cakaran hewan
terinfeksi perlu diwaspadai karena kebiasaan hewan yang menjilati cakarnya.
Masa inkubasi
virus rabies sekita 20-90 hari. Masa ikubasi dipengaruhi oleh:
a. Virulensi
b. Banyak
sedikitya virus
c. Jarak
lokasi gigitan dengan kepala
d. Jumlah
luka gigitan
e. Dalam
dan luasnya luka gigitan
f.
Jumlah saraf pada luka gigitan
g. Respons
imun penderita.
Setelah tergigit,
virus rabies akan tetap berada pada lokasi gigitan sampau selama 2 minggu. Kemudia
virus akan bergerak menuju ujung saraf posterior untuk menuju ke otak. Dalam perjalananna,
virus akan bereplikasi. Di otak virus akan menempati bagian neuron saraf pusat
terutama di hopotalamus, batang otak, dan system limbic.
Selanjutnya virus
akan bergerak menuju saraf tepi melalui
saraf eferen, volunteer, dan otonom untuk mencapai hamper semua organ terutama
pada kelenjar air liur, air mata, dan ginjal. Pergerakan virus tidak melalui
pembuluh darah dan pembuluh limfe. Tubuh akan menunjukkan gejala terserang
enyakit setelah virus berkembang biak di otak.
Gejala dan Tanda
Pada manusia,
gejala awal biasanya tidak jelas. Pasien merasa tidak enak dan gelisah. Gejala yang
menonjol adalah rasa nyeri, panas, dan gatal di sekitar luka. Kemudian bisa
diikuti kejang, sakit kepala, demam dan sulit menelan. Apabila terjadi
kelumpuhan otot pernapasan, maka penderita terancam meninggal. Gejala khas
lainnya adlah penderita menjadi hidrofobia yaitu takut terhadap air. Gejala
aerofobia juga dapat terjadi. Yaitu rangsangan aliran udara seperti kipas angin
pada wajah pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar